Berita Teraktual-Kota Bekasi
Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Koordinator Kecamatan (Komcat) Bantar Gebang yang di ketuai oleh Dedi Supriyadi menerima kedatangan pengurus Pokja Wartawan Bantar Gebang di kediamannya Jl. Lingkar Bambu, Kelurahan Ciketing Udik Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi, Selasa (31/12/2024).
Kedatangan Pokja Wartawan Bantar Gebang ini untuk klarifikasi atas adanya laporan dari ahli waris salah satu anggota IPI yang telah meninggal dunia yang merasa kecewa, karena istri tercinta yang sudah almarhumah itu tidak mendapatkan jaminan kematian dari BPJS-Ketenagakerjaan yang dimiliki oleh almarhum. ” Almarhum istri saya masih anggota IPI yang baru ditandatangani oleh ketua IPI pada September 2024 dan almarhum juga memiliki kartu BPJS-Ketenagakerjaan,” ujar suami almarhum kepada awak media (30/12/2024).
Menurut Dedi Supriyadi Ketua IPI Bantar Gebang menjelaskan bahwa masalah BPJS-Ketenagakerjaan anggota IPI itu sudah sesuai dengan permintaan dari LH DKI untuk mengurangi kuota peserta anggota IPI di BPJS-Ketenagakerjaan dari 6.350 orang menjadi 5.270 orang, hingga turun lagi jadi 4000 orang saja. ” Dan setiap tiga bulan sekali pengurus IPI melakukan pembaharuan data untuk laporan ke LH DKI untuk melaksanakan kriteria yang sudah di tetapkan,” Jelas Dedi Supriyadi.
” Almarhum ini memang masih anggota IPI namun dalam BPJS-Ketenagakerjaan sudah tidak aktif dari tahun 2022 lalu. Hal itu karena almarhum tidak termasuk dalam kategori yang ditetapkan,” tambahnya lagi.
Namun Dedi juga mengakui jika mengenai pemberhentian BPJS-Ketenagakerjaan almarhum tidak pernah di beritahukan oleh ketua IPI dan pengurus kepada yang bersangkutan.
Menurut Suryono,ST. selaku ketua Pokja Wartawan Bantar Gebang, klarifikasi dari Ketua IPI tidak menjelaskan atau mambuat permasalahan yang ada menjadi terang benderang karena penjelasan tidak disertai data sebagai acuan.
” Hal ini harus segera diselesaikan dengan duduk bareng bersama LH DKI atau TPST Bantar Gebang, BPJS-Ketenagakerjaan beserta pengurus IPI Bantar Gebang, agar memanusiakan manusia seperti visi IPI bukan hanya pemanis bahkan slogan belaka. Penjelasan harus berdasarkan data bukan hanya lisan saja,” tukas Suryono. (red)